Museum Tsunami Aceh |
Di hari kedua gue berencana mau
keliling Aceh sendiri aja, karena gue ga mau ganggu temen gue yang pastinya
ngantor. Tapi pas malam gue pulang dari Masjid Baiturrahman, dia bilang kalo
besok dia ngantor cuman sampe jam 10 aja, and setelahnya kita bisa explore
Aceh. Yipppiiii, punya temen juga buat ngebolang di Aceh :D
Dan ternyata, temen gue dikasih
pinjem motor dari kantornya, so lagi-lagi, gue bisa ngojek gratis keliling Aceh
sama temen gue *ini kalo temen gue baca pasti gue dijitak :D
Pagi-pagi setelah sarapan gue
leyeh-leyeh sambil nunggu temen gue balik dari kantornya, ya nunggu 2 jam untuk
dia balik dari kantor sih ga masalah lah ya gue merem bentaran di kamar. Dan
pas jam 10 ternyata temen gue whatsapp gue kalo kedua kamar sudah di check
outin, so gue tinggal turun aja ke lobi, secara packing udah selesai 10 menit
sebelum temen gue ngabarin.
Museum Tsunami Aceh |
Tujuan pertama adalah Museum Tsunami, ternyata Museum Tsunami itu letaknya sekitar sekiloan dari Masjid
Baiturrahman, and itu berarti masih deket banget sama penginapan gue. Itu
menurut gue yang suka jalan kaki ya, beda ama lo kalo yang 500 meter aja udah
dibilang jauh kalo dipake jalan kaki :P Jadi intinya jauh dekat itu tergantung
siapa yang ngomong, lho kok jadi ngomongin jarak sih?
Ok balik lagi ke Museum Tsunami.
Semua masih pada ingat kan Tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004? Meskipun
telah 10 tahun, namun kejadian tersebut masih menyisakan rasa pedih dan haru
akan saudara-saudara kita yang tertimpa. Hal tersebut dapat dirasakan ketika
kita memasuki Museum Tsunami yang dirancang oleh arsitek yang saat ini tengah
menjabat sebagai wali kota Bandung, Ridwan Kamil. Museum ini terdiri dari 4
lantai yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Pertama kali gue
masuk, gue dan temen gue ngelewatin lorong sempit and gelap di antara dua
dinding air yang tinggi, suasananya lumayan serem sih, tapi memang itulah
intinya, untuk menciptakan suasana panik ketika tsunami terjadi.
Nama-nama korban yang dikenang di dinding Muesum Tsunami |
Ketika mengikuti lorong tersebut, akhirnya gue sama
temen gue dipertemukan sama sebuah ruangan, di dalamnya terdapat banyak nama
yang disusun rapi di dinding setengah lingkaran, yang gue yakin itu adalah
nama-nama korban bencana tsunami.
Di ruangan atas terdapat galeri
yang menceritakan tentang kejadian tsunami secara detail, dan ketika kami akan
memasuki ruangan galeri itu ada seseorang yang memanggil kami untuk segera
memasuki ruangan di sebelahnya. Gue pikir dia bakal negor gue yang ga pake
jilbab, tapi ternyata ruangan yang kami masuki itu semacam bioskop mini, yang
bisa berkapistas 100 orang. Ketika kami duduk, lampu langsung dimatiin dan film
dokumenter tentang tsunamipun diputar. Film yang berdurasi 30 menit ini
benar-benar membawa kita ke sebuah bencana terbesar yang menjadi sejarah. Ga
kebayang, tempat yang gue injak saat itu pernah terkena bencana yang memakan
korban ribuan orang dan meluluh lantakkan apa saja yang diterjang oleh ombak
yang bisa mencapai 30 meter itu.
Bola-bola itu bertuliskan beberapa negara yang bersimpati atas tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004 |
Salah satu ruangan di Museum Tsunami |
Dan perlu dicatat, untuk masuk ke
Museum Tsunami ini tidak dikenakan biaya sepeserpun J Eh bayar sih, bayar parkir
motor seceng :D
terimakasih informasinya, sangat bermanfaat.
BalasHapus