Ceritanya lokasi masih di Cemara
Homestay, Saleo, Papua and ceritanya juga habis snorkeling and main kayak dari
pagi ampe siang, sambil nunggu lunch,
so tiduran siang di hammock gitu
sambil ngitemin kulit (padahal aslinya juga udah item hehe) eh ga sengaja liat
ada dua orang posisinya berdiri di pantai, tapi air sepinggang dua orang itu.
Ga yakin juga kedua orang itu laki apa perempuan, karena selain badannya yang
hanya keliatan setengah badan atas, sedangkan dari pinggang ke bawah ketutupan
air laut and kepalanya ditutupin pake scarf
gitu ampe di mukanya, sedangkan kepala juga pake topi baseball gitu, jadi bener-bener ga bisa keliatan itu laki apa
perempuan. Tapi yang pasti sampe makan siang gue datang and gue selesai makan
itu dua orang masih di tempat dan posisi yang sama, dan ga keliatan mereka lagi
apa, pokoknya mematung gitu, and sesekali gue liatin gerakan kedua tangannya
narik sesuatu dari dalam air, tapi karena posisi yang tidak memungkinkan untuk
mata gue liat dengan jelas, so ya gue nebak pun ga bisa apa yang mereka lakukan
dengan memebenamkan setengah badan di sana tanpa banyak melakukan gerak. Karena
ngerasa kekenyangan habis makan papeda ikan kuah kuning nya Mas Rizky yang
juara, ya balik tidur gue ke hammock,
sambil rebahan menikmati udara tanpa polusi akhirnya lelap juga gue di sana, dan
sekitar sejam aja gue bener-bener lelap di hammock
yang ditiup-tiup angin mamiri, eh angin surga, eh angin pantai maksudnya.
Hammock yang bukan gue tidurin (lha gimana mau ambil foto sendiri kalo gue lagi tidur?) |
Rencana mau lanjut snorkeling
lagi sebelum mancing ke tengah laut pake kapal Pak Inyong (Ownernya Cemara
Homestay), eh tetiba mata gue langsung tertuju ke satu orang yang posisinya
masih sama berdiri di pantai tanpa banyak melakukan gerak-gerik di sana, dan karena
gue penasaran, jadi coba gue samperin itu orang, kepo mau tau apa yang
dikerjain sama dua orang itu, tapi ketika gue deket sama salah satu di antara
mereka, si satu orang di antara mereka ternyata seorang ibu-ibu , tau gue
deketin mereka, si ibu ini kasih kode ke gue untuk menjauh dari mereka. Tapi
dari jarak sedekat itu akhirnya gue tau kalo dua orang itu adalah perempuan,
iya dua-duanya dengan ciri khas warna kulit orang Papua asli J
Sebenernya gue masih penasaran
sama apa yang dilakuin oleh dua orang ini, tapi akhirnya gue balik kanan,
daripada mereka marah karena gue kepo sama apa yang mereka lakuin. Tapi tetep
karena gue orang nya yang punya rasa penasaran sangat tinggi, so di pinggir
pantai sambil duduk di pasir gue tetep ngamatin mereka, rencana mau lanjut
snorkeling berubah 180 derajat jadi pengamatan terhadap dua orang perempuan
Papua yang berdiam diri di tepi pantai tapi dengan air laut sepinggang, bahkan
udah mulai ke dada, karena semakin sore air laut pasang. Sekitar setengah jam
kemudian gue liatin salah satu dari mereka jalan menepi ke tepi pantai dan diikuti
oleh satu perempuan lagi yang sepertinya terlihat lebih senior yang tadinya mau
gue deketin tapi ga dibolehin sama si perempuan yang jalan duluan itu. Semakin
sampai di pantai, kedua orang ini ga keliatan habis ngapa-ngapain selama
beberapa jam berdiri hampir ke tengah laut, karena air sudah hampir sedada
pula. Semakin mereka ke tepi pantai, semakin keliatan lah apa yang dibawa sama
kedua perempuan itu, yup seember kaleng bekas cat di tangan kirinya, dan
segulung benang kenur yang penuh dengan ikan, yup, macam-macam ikan udah
digantung di benang kenur itu, aseli gue wondering banget sama sederetan ikan
yang menjulur dari atas sampe ke bawah, ternyata kedua ibu-ibu itu habis
mancing, dan inilah hasilnya:
Hasil pancingan ala Papua! |
Iseng gue samperin and gue tanya:
Gue : Mama, itu hasil pancingan kah?
Si Mama satu : Iya (sambil mengangguk dan senyum)
Gue : Wow! Boleh saya foto?
Tanpa banyak menunggu, si mama
ini langsung ambil pose ngadep ke gue sambil nenteng sederetan ikan di tangan
kanannya dan seember kaleng bekas cat di tangan kirinya.
Gue : Terima kasih Mama sudah boleh saya ambil
fotonya, kalau boleh tau, ikan-ikan ini nanti dijual atau di makan sendiri?
Si Mama dua : kami makan sendiri, biasanya kami bagi
juga dengan tetangga kami.
Ah, benar-benar bersyukur sebagai
warga Papua karena masih dimanjakan dengan kekayaan alam yang luar biasa.
Gue : Oh, kenapa bukan suaminya Mama aja yang
pancing?
Si Mama Satu : suami tidak hobi mancing
Oh lala, jadi mereka berdua
berdiri lama-lama direndem di air laut dan di bawah terik matahari yang
menyengat karena hobi mancing sodarah-sodarah, luar biasa!
Dan sambil nunggu makan malam yang gue ga tau bakal dimasakin apa sama Mas Rizki, tapi gue yakin pasti wuenaak, so gue nunggu sunset aja :)
Sunset di timur Indonesia :) |
atikel yang sangat menarik, terimakasih informasinya..
BalasHapus