Sabtu, 18 Juni 2016

Mandalay Hill

Meskipun gue dapat kesan pertama yang aneh ketika gue nyampe di penginapan yang gue pilih untuk menginap selama di Mandalay, tapi ternyata ada satu petugas resepsionis yang cukup informatif mengenai tempat-tempat wisata yang wajib dikunjungi selama di Mandalay. Seperti biasa, dengan sekuat tenaga telinga gue coba menangkap setiap apa yang dia ucapin dengan bahasa inggris logat Myanmar nya itu.

Mandalay Palace
Akhirnya dengan berbekal sepeda gratis dari penginapan plus informasi dari salah satu petugasnya, maka gue nge-goes sepeda gue ke tempat-tempat yang emang pengen gue kunjungin. Dan tempat yang gue kunjungin di hari pertama adalah Mandalay Palace, buat ukuran backpacker kaya gue, lokasi ini ga terlalu jauh dari penginapan dengan nge-goes sepeda.

The Mandalay Royal Palace
Mandalay Palace ini merupakan kerajaan yang terakhir di pemerintahan monarki Myanmar. Jadi intinya bangunan ini dulunya adalah istana kerajaan dengan sistem pemerintahan monarki untuk Myanmar. Gue ga tau pasti sejarahnya, meskipun ga terlalu tertarik untuk mampir, tapi ya harus aja mampir mumpung ada di Mandalay, dan wonderingnya, masuk ke komplek ini diharuskan bayar sebesar 10,000 MMK, gue ngerasa mahal banget, dan hampir ngebatalin untuk masuk, tapi petugasnya jelasin kalo tiket itu sudah termasuk biaya masuk ke tempat wisata yang lainnya (candi-candi yang ada di Mandalay), jadi ok lah kalo begitu. Dan menurut gue ga ada sesuatu yang menarik di bangunan yang udah pernah renovasi ini. Setelah puas keliling komplek yang gue ga tau pasti sejarahnya, maka gue lanjut ke Mandalay Hill.

Kuil Keemasan di Bukit Mandalay
Sebelum masuk Mandalay Palace, Mandalay Hill ini keliatan jelas dari sana, di atas bukit itu keliatan ada sebuah kuil yang berwarna keemasan, dan itu adalah target yang akan gue datangin setelah Mandalay Palace.

Foto ini gue ambil sebelum masuk Mandalay Royal Palace

Cukup menguras tenaga juga untuk bisa parkir sepeda di Mandalay Hill ini, karena cukup nanjak ternyata, dan setelah gue parkir sepeda, akhirnya gue putusin untuk naikin anak tangga yang gue yakin itu akan menuju puncak kuil yang gue liat dari Mandalay Palace tadi. Yakin juga kalo itu adalah salah satu pintu masuk juga sih, soalnya ada dua patung raksasa naga atau singa putih itu nyebutnya, bingung gue. Dan seperti mengunjungi tempat ibadah orang budha pada umumnya, alas kaki tidak diperkenankan untuk dipakai selama berada di dalamnya, jadi gue titipin di pintu masuk. Sepanjang tangga yang gue naikin itu penuh banget sama pedagang-pedagang asongan, jadi terkesan kumuh. Dan kalo dijinin untuk pake sandal gue pake deh itu sandal, soalnya anak tangga yang gue injak ternyata berasa kotor bingit, dan bener ternyata, sesampainya di puncak telapak kaki gue sakit plus jadi berubah warna coklat segelap-gelapnya, aka kotor parah.

Pemandangan Kota Mandalay dari bukitnya

Nungguin matahari tenggelam ceritanya :D
Info yang gue dapat, tinggi dari Bukit Mandalay ini adalah 240 m, di setiap pemberhentian tangga sebelum menuju lebih tinggi lagi, selalu ada patung budha yang gede banget, dan di puncak bukit ini barulah gue puas liat Kota Mandalay dari puncak bukitnya, plus matahari tenggelam yang gagal gue dapatin, soalnya pas mendung L

Masih di kuil di atas Bukit Mandalay

Cantik juga ini kaya disney nya Mandalay

Matahari tenggelam yang gagal :(