Senin, 24 Agustus 2020

Tari Kecak di Era Tatanan Baru (New Normal) Uluwatu, Bali


Tera Kecak di New Normal Pura Uluwatu, Pecatu, Bali

Agustus 2020 - Kali ini gue dapat kesempatan untuk menjadi saksi diluncurkannya Tari Kecak dalam era tatanan baru (New Normal) di Pura Uluwatu, Pecatu, Bali. Acaranya sendiri waktu itu tanggal 22 Agustus 2020, tepat di hari Sabtu. Sedangkan baru dibuka untuk umum awal September nanti. 

Awalnya gue pikir "Hah, tari kecak di new normal bakal seperti apa? apa penarinya bakal pake masker atau face shield?" Dan, ternyata setelah sampai di tujuan, dengan mata kepala sendiri terlihatlah para penari yang terdiri dari 70 orang itu semuanya mengenakan masker. Jadi, sebelum pandemi, total penari Kecak ini bisa sampai 150 orang, sedangkan di tatanan era baru ini yang mengikuti standard protokol kesehatan otomatis harus dipangkas jadi 50%. Jadi total penari hanya 70 orang saja. Semua penari yang laki-laki mengenakan masker, sedangkan yang perempuan mengenakan face shield, mungkin biar tidak rusak itu make up hehehe. Sedangkan untuk penari yang memerankan Hanoman (Kera putih) dan Rajawali Jatayu otomatis mereka tidak mengenakan masker namun topeng sesuai peran masing-masing. 

Dari awal masukpun penerapan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah sudah dilaksanakan. Dari ketika gue datang di pintu gerbang sebelum parkir, di sana gue dicek suhu tubuh. Setelah parkir sebelum membeli tiket juga ada petugas yang mengarahkan para pengunjung untuk cuci tangan di wastafel yang sudah disediakan. Dan, untuk menghindari kontak fisik antara petugas dan pengunjung dalam pembelian tiket masuk, maka pembayaranpun disarankan menggunakan non tunai. Tiket masuk untuk dewasa sebesar Rp 50.000 dan untuk anak-anak Rp 30.000.

Tidak lupa gue juga diarahkan untuk mengenakan selendang yang diikat di pinggang. Kalau yang mengenakan celana pendek, maka akan disarankan untuk mengenakan sarung yang telah disediakan oleh petugas sebelum pintu masuk. Kenapa para pengunjung disarankan untuk mengenakannya? Karena di sana adalah kawasan pura. Iya, Pura Uluwatu termasuk pura terpenting ke-6 bagi orang Hindu di Bali. Bukan karena salah satu pura terpenting pengunjung harus mengenakan sarung atau selendang, tapi memang salah satu syarat untuk masuk ke pura adalah mengenakannya. 

Entah sudah yang keberapa kalinya gue mengunjungi Pura Uluwatu ini, pokoknya setiap kali gue datang ke sini selalu ada perubahan. Dari yang belum dibangunnya pagar pembatas dari tepi area pura yang langsung menuju laut lepas, dibangunnya jalur treking di wing kanan dan kiri, dipasangnya kawat berduri di tembok yang memisahkan perbatasan area pura dengan laut lepas, sampai dibuat tanda-tanda para pengunjung harus melakukan physical distancing dan wastafel hampir di setiap sudut dalam era new normal ini.

Well, untuk lebih detailnya, bisa dilihat video dari youtube gue ini, ya.

Ini untuk trailer nya. Jangan lupa untuk subscribe bagi yang belum :)


Dan, ini adalah video versi lengkapnya

Oh ya, Guys! Selama lo di sana maupun di manapun lo berada, tolong jangan tinggalin sampah ya! :)

 

 

Minggu, 09 Agustus 2020

Air Terjun Tersembunyi di Gianyar: Suwat Waterfall

 

Suwat Waterfall is one of hidden gem di Gianyar, Bali

Agustus 2020 – Bukan hanya pantai. Bali memiliki sejuta jalan yang akan membawa kita ke berbagai tempat tersembunyi nan indah. Yup! Buat lo yang ngaku sebagai seorang eksplorer, kini saatnya untuk menjelajahi tempat-tempat rahasia di Pulau Dewata yang masih terhitung sepi dari pengunjung. Salah satunya adalah Air Terjun Suwat.

Suwat Waterfall diambil dari nama desa tersebut yang lokasinya ada di Gianyar, Bali. Area di air terjun ini  cocok banget buat lo yang suka ketenangan macam di dalam hutan gitu. Jarak tempuh kalau dari Denpasar sekitar satu jam, sedangkan kalau dari Kuta sekitar satu setengah jam.

Gerbang Masuk Suwat Waterfall

Air Terjun Suwat ini sebenernya udah dibuka dari September tahun lalu, tapi karena pandemi jadi sempet tutup selama beberapa bulan dan akhirnya dibuka lagi Juli ini dengan menerapkan protokol kesehatan dengan menyediakan tampat cuci tangan yang dapat ditemukan di dekat penjualan tiket masuk. Untuk harga tiket masuknya sendiri kalau untuk dewasa sebesar Rp. 15.000 sedangkan untuk anak-anak hanya Rp 10.000.

Tempat pembelian tiket masuk. Di sebelah kiri nya ada wastafel

Gerbang masuknya cukup keren, lho! Karena gapuranya dibuat menyerupai kura-kura yang di atas kepala kura-kura itu ada tulisan “Suwat Waterfall”. Dan beberapa langkah setelah dari gapura itu lo bakal denger suara air terjun yang bikin ga sabar untuk segera renang di sana. Iya, ternyata sekitar 5 menit aja untuk sampe di air terjunnya. Tapi, selama lewatin jalur trek menuju ke air terjun itu juga ga kalah menarik lho. Karena trek nya dikelilingi sama pagar dari tanaman, jadi berasa seger karena lewatin yang ijo-ijo.

Di bawah tulisan "Suwat Waterfall" itu kepala kura-kura nya.
Track menuju ke air terjun yang ijo nan asri

Selain di gapura masuk, ternyata pahatan kura-kura juga ada di bebatuan dekat kolam air terjun yang dapat dipanjat untuk mendapatkan spot bagus ketika mengambil gambar dengan latar belakang air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 15 meter tersebut. Karena penasaran kenapa ada relief kura-kura di area situ, akhirnya gue tanya langsung ke Pak Ngakan Putu Dibya, selaku Bendesa Adat Suwat yang kebetulan ada di lokasi untuk proses pembuatan vlog yang dilakukan oleh temen-temen dari Baliprawara.com. Dan ini kata beliau “Dahulu, di desa kami terdapat kura-kura air tawar. Untuk itulah, kami menjadikannya sebagai ikon di air terjun ini dengan memahatnya di gapura masuk dan bebatuan di area air terjun.” Dan, beliau juga menjelaskan “Dengan dibukanya air terjun baru ini, maka kami harapkan dapat meningkatkan ekonomi di desa ini. Hal tersebut untuk melaksanakan Pergub Nomor 4 Tahun 2020 tentang desa adat di Bali.”

Nah, di batu yang gue injek itu banyak kepala kura-kuranya

Gue lagi pake kaos sponsor ceritanya dan begaya depan Suwat Waterfall hehe
Yang paling tengah dan pake baju adat Bali, beliau Pak Ngakan Putu Dibya selaku Bendesa Adat Suwat. Selebihnya temen-temen dari BaliPrawara.com

Warna pirus (turquoise) di kolam air terjun ini bener-bener ngundang untuk berenang. Jadi, pastiin lo ga lupa baju renang dan baju ganti untuk menikmati kesegaran airnya, ya! Selain itu, pengelola air terjun juga sudah menyiapkan sebuah kayak yang dirakit dengan bambu yang dapat digunakan oleh pengunjung. Selain itu, terdapat ruang ganti, toilet, serta mini bar yang menyediakan berbagai makanan dan minuman yang dapat dibeli oleh pengunjung. Sedangkan bagi yang ingin menambah koleksi foto, Air Terjun Suwat ini juga menyediakan spot untuk ber-swafoto. Untuk ke depannya, air terjun ini juga akan memfasilitasi areanya dengan bale bangong/ gazebo.

Bale bengong/ gazebo yang dalam tahap penyelesaian

Selfie dan wefie spot di area air terjun

Suwat Waterfall di Gianyar, Bali

Suwat Waterfall di Gianyar, Bali

Lagi proses nge-vlog sama temen-temen dari BaliPrawara.com

Sila diliat, di-like, dan di subscribe ya youtube nya :)

Kemanapun lo melangkah, jangan ninggalin sampah!


Jumat, 07 Agustus 2020

Bali Juga Punya Padang Savana

Padang Savana Tianyar, Bali dengan pemandangan Gunung Agung yang ga terganggu sama kabel-kabel listrik 


Agustus 2020 – Kalo ngomongin Bali pasti identik sama pantai. Tapi, kalian juga harus paham kalo Pulau Dewata ini juga terdiri dari daratan yang tidak kalah menarik untuk dijadikan sebagai obyek wisata yang juga wajib untuk dikunjungi.

Lokasi ada di timur Bali dengan jarak tempuh sekitar 2.5 jam kalo dari selatan Bali atau area Kuta. Namun, perjalanan yang memakan waktu ini akan terbayar dengan pemandangan yang tidak biasa yang bisa didapat selama di Bali. Emang apa pemandangannya? Hamparan padang rumput yang luas dan terdapat beberapa pohon besar yang menyebar yang dilatar belakangi dengan gunung tertinggi di Bali yaitu Gunung Agung. Yup! Padang Savana Tianyar. Itulah namanya.

Selfie pake timer dulu boleh yaaa hehe

Yang nemenin sampe Padang Savana Tianyar

Tianyar sendiri nama desa di tempat wisata tersebut. Dan, sampai saat ini ketika kita berkunjung ke sana tidak dikenakan biaya sama sekali.

Padang Savana Tianyar ini kalo ada zebra atau paling ga kuda yang lainnya udah kaya di Afrika hehe

Padang Savana Tianyar ini ga kalah keren sama yang di luar negeri sana

Yang gue sedih ketika memasuki obyek wisata ini adalah, pemandangan yang cukup mengganggu mata. Karena penumpukan sampah khususnya sampah plastik dan sampah rumah tangga yang menempel di pepohonan sepanjang jalan tikungan masuk dari jalan raya utama. Ternyata tingkat kesadaran masyarakat kita masih kurang mengenai pembuangan sampah yang tepat, teman-teman. Semoga kedepannya pemerintah setempat dapat memberikan edukasi ke warganya, ya. 

Kemanapun lo melangkah, jangan ninggalin sampah!


Surga Snorkeling Gratis di Bali

Free diving merupakan salah satu favorit gue ketika snorkeling.

Agustus 2020 – Buat lo yang sering ke Bali tapi mainnya area selatan aja. Wah! Sayang banget, apalagi buat lo yang ngaku suka main air a.k.a snorkeling atau diving.

Yup! Selain bisa sunset-an dan main ombak atau berselancar di Kuta, Seminyak, Uluwatu, maupun Canggu, Bali juga punya area yang menawarkan untuk dijelajahi bagi para pecinta surga bawah laut lho. Jadi, dari tempat-tempat yang gue sebut tadi untuk menikmati matahari tenggelam maupun surfing, lo harus mengarah ke timur dan sedikit ke utara. Karangasem namanya. Ada banyak pantai yang menawarkan snorkeling tanpa biaya alias gratis. Kok bisa? Karena lo ga perlu sewa perahu untuk menuju area yang bisa diselamin.  Soalnya dari pinggir pantai lo naruh barang aja udah bisa menikmati itu terumbu karang dan beberapa ikan badut, kura-kura, dan teman-temannya. Tapi dengan syarat, lo punya peralatannya sendiri. Kalo misal ga punya pun, di area situ biasanya ada warung-warung yang nyewain peralatan untuk snorkeling yang biasanya dihargai Rp. 50.000 (Masker dan pipa snorkelingnya aja tanpa fins atau kaki katak).

Berikut pantai-pantai di Karangasem yang kita bisa snorkeling gratis tanpa sewa perahu:

  • Bloo Lagoon

Pantainya terhitung kecil dan berpasir putih. Biasanya kalo lagi pasang ga disaranin sih snorkeling sendirian, kecuali kalo emang lo udah berpengalaman so wajib untuk liat biota lautnya.

Pantai Bloo Lagoon yang berpasir putih

Pantai Bloo Lagoon dari atas. Naik turun tangga nya ga seberapa kok guys!


  • Pantai Pasir Putih/ White Sand Beach / Pantai Bias Tugel

Di sini juga seringnya ombak gede. Jadi, buat lo yang belum berpengalaman disarankan untuk berjemur aja di sini. Tapi kalo yang udah gape, harus kudu nyemplung deh.

Pantai Bias Tugel dengan ombak gedenya

Pantai Bias Tugel yang dikenal juga dengan Pantai Pasir Putih


  • Labuan Amuk

Di sini pantainya cukup besar, ombaknya cukup tenang, dan terhitung lebih sepi. Kebanyakan penduduk lokal. Jadi buat yang masih awam dengan snorkeling bisa dicoba di sini.

Lafitasi dikit lah ya sebelum basah-basahan

Bedanya di pantai ini, lo akan disuguhin dengan bukit-bukit hijau di sekitar pantai

Ceritanya lagi ngangkat anak a.k.a adopsi terumbu karang (Yang kelitan ada tagline putih di bawah gue itu) sama Earth Hour Bali dan yang motoin mereka, makanya ada logo mereka :D

Cukup free diving nya, saatnya cari udara di atas hehe


  • Virgin Beach

Ini salah satu favorit gue. Selain berpasir putih lo juga akan disuguhi dengan pemandangan sebuah pulau yang bentuknya mirip paus. Selain itu taman terumbu karangnya cukup luas, biota lautnya cukup bervariasi, dan kalo beruntung bisa ketemu kura-kura di sini. Dan gue pernah sekali snorkeling di sini di tengah tahun, jelly fish nya banyak banget sampe bentol-bentol kulit gue disengatin ama mereka. Tapi jangan khawatir! Karena ubur-ubur di sini bukan yang beracun kok. Jadi bentol-bentol, gatal, dan rasa panas akibat sengatan ubur-ubur akan hilang ga lebih dari sejam.

Kali ini kagak ada yang motoin, jadi selfie deh hehe
Pasirnya ga putih seputih bayangan pada umumnya sih, masih ada campuran item-itemnya gitu. Dan ini gue lagi menikmati view pulau si ikan paus yang gue maksud.

With a friend :)


Iseng aja depan si Pulau Paus hehe

Pulau Paus dari deket

  • Pantai Jemeluk/ Amed

Ini pantainya berbatu gitu. Batu-batu kecil dan berpasir hitam. Kalo sekedar berdiri setengah badan di air, trus lo liat kaki lo itu berasa kayak di akuarium karena saking beningnya air di sana. Dan di sini juga termasuk bagus terumbu karangnya luas dan penghuni bawah lautnya cukup banyak.

Pantai Jemeluk/ Amed yang cocok untuk snorkeling, beach hopping, dan juga sunset-an
Pantai Jemeluk/ Amed yang identik dengan bebatuan dan pasir hitamnya

  • Stairway to Heaven

Sekitar 15 menitan dari Pantai Jemeluk. Pantainya ga terlalu luas juga, tapi pasirnya cukup lembut dan berwarna putih. Area terumbu karang luas begitupun dengan penghuni bawah lautnya juga bervariasi.

Pantai Stairway to Heaven

  • Japanese Wreck

Di sini selain bisa bertegur sapa dengan biota lautnya, lo juga bisa liat bangkai kapal Jepang yang udah karam selama puluhan tahun. 

  • Pantai Tulamben

Terkenal dengan spotnya yang ada shipwreck Kapal Liberty. Jadi area ini ga cuma buat snorkeling, tapi para diver juga banyak yang eksplor area ini demi untuk lihat secara langsung kapal karam yang cukup gede dan saking lamanya sampe jadi terumbu karang di beberapa bagian kapalnya. 

Bagian Kapal Liberty yang akhirnya jadi terumbu karang

Enak jadi ikan renangnya ga perlu pake peralatan diving atau snorkeling hehe

Tapi cantik juga bagian Kapal Liberty yang jadi terumbu karang

Sekalian diving di sana ceritanya

  • Pantai Coral Garden

Masih di area Tulamben. Di sini pantainya juga berbatu gitu dan berpasir hitam. Di sini lo bakal bisa lihat terumbu karang dan biota laut yang lainnya plus beberapa patung Budha.

Ciri khas pantai-pantai di Tulamben yang berbatu dan pasir hitam

  • Pantai Drop-Off

Ini sebenernya sebutan yang dikasih sama dive shop yang ada di sana. Karena, di Tulamben itu terkenal dengan spot untuk diving dan bagi mereka yang mau ambil sertifikat sebagai seorang penyelam. Nah, tahap-tahap untuk mendapatkan sertifikat itu selain latihan di kolam renang juga akan tes di beberapa spot laut lepas. Dan, salah satunya adalah pantai ini sebagai tahap pertama. Lokasinya masih berdekatan dengan Pantai Coral Garden sehingga sangat memungkinkan bagi yang mau snorkeling di pantai ini.

Habis snorkeling dan diving seharian, so nyantai sekalian nunggu sunset yang ga berhasil gue lihat karena ketutupan awan -_-

Nah, itulah daftar pantai-pantai di Bali yang bisa dieksplor bawah laut nya alias snorkeling tanpa biaya/ gratis. Kalo lo punya daftar yang belum tertulis di sini boleh banget tambahin di komen ya :)

Kemanapun lo melangkah, pastikan jangan ninggalin sampah!

Met snorkeling! 



Kamis, 06 Agustus 2020

Bali Rasa Selandia Baru

Lanskap Selandia Baru ada di Bali

Agustus 2020 – Sebenernya gue udah beberapa kali ke lokasi ini, tapi entahlah keinginan untuk nulis kok ga ada. Jadi selama ini cuma gue unggah di Instgram gue aja. Dan dari situ ada beberapa yang DM gue di IG nanya di mana pastinya. So, itulah alasan akhirnya gue rangkum di sini. Thanks follower gue di Instagram yang jadi penyemangat untuk gue nulis lagi. Love you full, dah!

Well, kenapa gue bilang Bali rasa Selandia Baru? Karena gue udah pernah eksplor pulau selatan di Selandia Baru selama sebulan. Kalo yang belum sempet baca pengalaman gue selama di Negeri Kiwi, sok, mangga, mampir ke sini yaaaa hari pertamahari ke-2hari ke-3 & 4hari ke-5hari ke-6hari ke-7hari ke-8 & 9hari ke-10 & 11hari ke-12hari ke-13hari ke14-16hari ke-17 & 18hari ke-19-21hari ke-22hari ke-23 & 24hari ke-25 & 26

Jadi, karena gue juga suka eksplor alam bawah laut makanya gue lebih suka ke daerah Bali Timur atau Barat untuk bisa snorkeling ataupun diving. Tapi selain untuk bisa ketemu penghuni bawah laut, gue juga menjelajahi area daratnya. Dan, ketemulah hidden gem ini yang gue berasa dibawa balik ke New Zealand karena emang lanskap nya mirip banget.

Daerah Karangasem namanya. Jadi kalo lo pernah ke Pelabuhan Padang Bai, itu udah masuk daerah Karangasem. Buat gambaran, ini gue screen shot-in peta wilayah Karangasem, Bali.

Yang garis warna merah itulah wilayah Karangasem, Bali

Kalo lo pernah ke area Amed, itu juga masih wilayah Karangasem. Dan, foto-foto di bawah ini gue ambil deket daerah Pantai Jemeluk/ Amed. Jadi, dari Pantai Jemeluk/ Amed lo set GPS ke arah Bunutan, Bangle. Nah, sepanjang jalan itu lo akan dimanjakan dengan lembah hijau khususnya di sepanjang kanan jalan, dan rajin-rajin lah nengok ke belakang meskipun lo lagi nyetir motor, karena pemandangan seperti di gambar-gambar berikut ini bakal lo temuin. Jadi nyantai aja bawa motornya, kan emang niatnya mau menjelajahi bukan mau berangkat kerja :D.

Ikuti saran gue ya, sering-sering nengok ke belakang untuk dapat view ini :)





Jangan lupa selfie di jembatan ini yaaa!

Lagi-lagi, buat gambaran biar jelas, gue screen shot-in lagi di peta ya. 


Set GPS lo dari Pantai Amed/ Jemeluk ke Bangle


Dan, kalo diperbesar keliatan nama jalannya. Di sepanjang jalan itulah view yang ala-ala Selandia Baru hehe

Kalo foto-foto gue yang di bawah ini. Lo musti keluar dari area Amed dan set GPS lo ke arah Tulamben. Sekitar 6 km atau 20 menitan naik motor. Nah, set GPS lo ke penginapan Ocean Villa Dive Resort. Di situ lo kalo beruntung bisa liat Gunung Agung juga.

 

Gaya punggung yang jadi favorit gue kalo lagi selfie hehe


Another back style that I can show you :D

Ada juga yang nanya ke gue, kok bisa sih nemu tempat-tempat yang bagus? Ya  kan gue emang suka berpetualang dan eksplor, jadi kalo gue udah nyampe di suatu tempat gue pasti cek-cek Google maps yang gue set satelit. Nah, dari situ keliatan gambarnya kan. Sekiranya ada yang keliatan bagus, baru gue drop pin. Dan seringnya berhasil dapat view yang ga biasa hehehe.

Kemanapun lo melangkah, jangan ninggalin sampah!


Selasa, 04 Agustus 2020

Kebun Raya Terluas di Indonesia Ada di Sini

Gapura utama untuk memasuki Kebun Raya terluas di Indonesia yang ada di Bedugul, Bali

Agustus 2020Damn! Udah bulan ke-7 buat gue untuk ngendon di rumah dan ga dapat penghasilan dari main job karena si COVID-19. Tapi bukan berarti gue ga bisa kemana-mana dan ga ngapa-ngapain dooong! Iya karena di masa pandemi ini gue lagi ada di Bali. So it’s the time for me to explore the other side of Bali.

Kali ini gue berkunjung ke dataran tinggi Pulau Dewata yang ditempuh selama 90 menit dari Denpasar ke arah utara. Kebetulan kali ini gue ada beberapa temen ke sananya. Dan sekitar jam 9.30 WITA kita udah nyampe di lokasi dan ternyata udah diantrean kendaraan yang mengular untuk memasuki lokasi.

Beginilah antrean yang ada untuk masuk ke lokasi

Emang kemana sih? Sesuai judul yang gue tulis. Kali ini gue dan temen-temen berkunjung ke kebun raya terluas yang dikelola LIPI. Emang berapa luasnya kok berani klaim terluas? Sekitar 157.5 hektar luasnya. Dan kalo dibandingin sama Kebun Raya Bogor dengan luas 87 hektar, sedangkan Kebun Raya Cibodas luasnya adalah 84.99 hektar, dan Kebun Raya Purwodadi itu seluas 85 hektar maka Kebun Raya Bedugul ini lah yang terluas yang dikelola oleh LIPI dan lokasinya ada di Bedugul, Bali.

Kali ini bareng temen-temen dari Bali Prawara

Kebun Raya yang juga dikenal dengan Kebun Raya Eka Karya Bali ini akhirnya membuka diri untuk umum pada tanggal 22 Juli yang lalu setelah 5 bulan tutup sementara karena pandemi.  Di era baru ini, taman yang digagas oleh Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo dan I Made Taman ini memberlakukan protokol kesehatan dengan cara melakukan penjualan tiket secara daring, pemerikasaan suhu tubuh yang dilakukan di pintu masuk, dan disediakannya tempat cuci tangan yang terbuat dari bambu, cukup dengan menginjakkan kaki untuk mengalirkan air sehingga terbebas dari sentuhan tangan dan sangat mudah ditemukan di area trekking.  Selain itu, taman yang dekat dengan Danau Bratan ini juga menerapkan fase nol dengan ketentuan pembatasan kuota pengunjung sebanyak 1.500 orang dalam satu waktu. 

"Untuk dapat melangkah ke fase berikutnya, pelaksanaan fase nol ini akan dievaluasi secara bertahap, jika sudah memenuhi standar, baru boleh mengimplementasikan fase selanjutnya dengan penambahan kuota pengunjung." Ungkap Bapak Didit Okta Pribadi, Kepala Kebun Raya Bali. Iya, kebetulan emang langsung ketemu beliau, makanya dapat beritanya update banget dan terpercaya.

Pemandangan lanskap yang hijau serta bukit-bukit yang diselimuti oleh kabut tipis jadi pemandangan utama di kawasan ini, dan suhu udara juga terhitung lebih sejuk bahkan dingin. Jadi pastiin lo bawa jaket atau paling ga baju lengan panjang lah. Dan, untuk menikmat kesegaran udara yang ga kita dapatkan di area perkotaan, akhirnya kita putuskan untuk parkirin kendaraan dan jalan kaki.

              Kabut tipis yang selalu menyelebungi bukit-bukit hijau di Kebun Raya Eka Karya Bali

Taman yang dibangun sejak 1959 ini memiliki koleksi lebih dari 2.400 tanaman yang dilestarikan dari wilayah Indonesia Timur. Untuk kepentingan ilmiah dan pendidikan, taman ini memiliki herbarium, bank benih, rumah kaca, pembibitan, dan perpustakaan. Selain itu, Taman Usada (Taman yang ditanami dengan tanaman obat) juga dapat ditemukan di Kebun Raya ini dengan luas 1.6 hektar. Berawal dari manuskrip India yang menuliskan ratusan spesies tanaman obat yang akhirnya menyebar ke Bali. Pengetahuan tentang tanaman obat ini digunakan sebagai obat tradisional di Bali sampai saat ini.



Ini salah satu tumbuhan liar (salah satu rumput) yang dapat diolah menjadi obat luka luar dengan cara ditumbuk halus dan langsung ditempel di luka, maka luka tersebut akan cepat kering


Selain trekking, di taman ini juga kita bisa melakukan kegiatan bird watching atau mengamati berbagai spesies burung seperti Burung Cabe (Hutan, Dada Jingga, Gunung, Lombok), Kutilang, Tekukur, dan masih banyak yang lainnya.


Trekking ditemani Pak Wawan Setiadi (Yang pake kacamata dan kaos lengan pendek) dari LIPI Bali


Setelah itu, kita tiba di satu kebun yang ada patung besar yang ternyata itu adalah menggambarkan kisah epik Hindu, Ramayana. Yaitu Kumbakarna Laga yang diceritakan melawan pasukan kera yang datang untuk menyelamatkan Dewi Sinta. Ini gue dapat cerita langsung dari temen gue yang emang asli orang Bali dan dia langsung pamer headstand di sana karena emang dia juga guru yoga hehe.

Temen gue yang asli Bali yang nyeritain tentang Kumbakarna Laga (Patung gede di belakangnya itu). Dia udah biasa lakuin headstand kayak gini karena emang dia guru yoga juga.


Pak Didit juga sempet info, selain jadi sarana untuk wisata, edukasi, dan konservasi, ternyata di taman ini juga mengelola kompos dari hasil pemotongan rumput dan guguran daun yang dikumpulkan lalu dicacah menjadi ukuran kecil-kecil. Keunggulan kompos buatan kebun raya ini adalah ditambahkannya bakteri yang mampu menambah Nitrogen (N) di udara, sehingga produknya diberi nama, KOMPENIT (Kompos Penambat Nitrogen). Kompos difermentasi menggunakan bakteri dengan campuran sampah organik (potongan rumput dan daun), bakteri pengompos, dan kotoran ternak. Difermentasi selama 3 bulan hingga menjadi kompos yang siap untuk diaplikasikan.


Quality time di sini pas banget saat akhir pekan


Selama berkeliling taman dengan berjalan kaki sempet lihat beberapa keluarga yang duduk santai sambil nggelar tikar dan menikmati hidangan yang gue yakin udah disiapin dari rumah. Selain itu juga ada yang mendirikan tenda di sana hanya untuk menikmati waktu keluarga dalam sehari plus anak-anaknya pada lari-larian sambil main bola atau main lompat tali. Bener-bener taman yang cocok untuk menciptakan waktu berkualitas sama keluarga deh Kebun Raya Bedugul ini. Oh ya, satu lagi tempat yang wajib dikunjungin selama di taman ini adalah area yang view nya langsung ke Danau Bratan. Dijamin ini bakal jadi salah satu favorit untuk swafoto maupun foto keluarga.

Oh ya, sepanjang jalan menuju dan sepulangnya itu lo bakal ketemu banyak pedagang sayur dan stroberi. So, lo bisa beli itu buah dan sayuran untuk oleh-oleh baik buat lo sendiri maupun keluarga. Karena selain dijamin buah dan sayurnya fresh, karena emang perkebunannya juga masih di area yang sama, juga dipastikan harga sangat ramah dengan kantong.

 

                                            Hasil video dari temen-temen di Bali Prawara

Cara untuk sampai di Kebun Raya Bedugul, Bali: 

  1.  Pastiin lo udah di Bali ya hehe. Jadi kalau posisi lo di luar Bali sila ambil penerbangan ke Denpasar, Bali. 
  2. Dari Denpasar bisa langsung sewa kendaraan yang pasti bakal gampang didapat karena udah banyak perusahaan yang nyewain kendaraan via online. 
  3. Kalo sewa kendaraan sekaligus driver mah gampang, tinggal bilang mau ke Kebun Raya Bedugul. Dah, lo duduk anteng sambil merem tau-tau udah nyampe.
  4. Kalo nyetir sendiri ya set aja GPS lo ke Kebun Raya Bedugul. 
  5. Kalo yang masuk Bali nya lewat laut atau Pelabuhan Gilimanuk. Berarti lo bakal tempuh jarak sekitar 100 km lebih. Dan, tinggal set GPS deh ke Kebun Raya Bedugul.
  6. Jangan lupa, selama di sana sampah-sampah harus dibuang pada tempatnya ya.