Tera Kecak di New Normal Pura Uluwatu, Pecatu, Bali |
Agustus 2020 - Kali ini gue dapat kesempatan untuk menjadi saksi diluncurkannya Tari Kecak dalam era tatanan baru (New Normal) di Pura Uluwatu, Pecatu, Bali. Acaranya sendiri waktu itu tanggal 22 Agustus 2020, tepat di hari Sabtu. Sedangkan baru dibuka untuk umum awal September nanti.
Awalnya gue pikir "Hah, tari kecak di new normal bakal seperti apa? apa penarinya bakal pake masker atau face shield?" Dan, ternyata setelah sampai di tujuan, dengan mata kepala sendiri terlihatlah para penari yang terdiri dari 70 orang itu semuanya mengenakan masker. Jadi, sebelum pandemi, total penari Kecak ini bisa sampai 150 orang, sedangkan di tatanan era baru ini yang mengikuti standard protokol kesehatan otomatis harus dipangkas jadi 50%. Jadi total penari hanya 70 orang saja. Semua penari yang laki-laki mengenakan masker, sedangkan yang perempuan mengenakan face shield, mungkin biar tidak rusak itu make up hehehe. Sedangkan untuk penari yang memerankan Hanoman (Kera putih) dan Rajawali Jatayu otomatis mereka tidak mengenakan masker namun topeng sesuai peran masing-masing.
Dari awal masukpun penerapan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah sudah dilaksanakan. Dari ketika gue datang di pintu gerbang sebelum parkir, di sana gue dicek suhu tubuh. Setelah parkir sebelum membeli tiket juga ada petugas yang mengarahkan para pengunjung untuk cuci tangan di wastafel yang sudah disediakan. Dan, untuk menghindari kontak fisik antara petugas dan pengunjung dalam pembelian tiket masuk, maka pembayaranpun disarankan menggunakan non tunai. Tiket masuk untuk dewasa sebesar Rp 50.000 dan untuk anak-anak Rp 30.000.
Tidak lupa gue juga diarahkan untuk mengenakan selendang yang diikat di pinggang. Kalau yang mengenakan celana pendek, maka akan disarankan untuk mengenakan sarung yang telah disediakan oleh petugas sebelum pintu masuk. Kenapa para pengunjung disarankan untuk mengenakannya? Karena di sana adalah kawasan pura. Iya, Pura Uluwatu termasuk pura terpenting ke-6 bagi orang Hindu di Bali. Bukan karena salah satu pura terpenting pengunjung harus mengenakan sarung atau selendang, tapi memang salah satu syarat untuk masuk ke pura adalah mengenakannya.
Entah sudah yang keberapa kalinya gue mengunjungi Pura Uluwatu ini, pokoknya setiap kali gue datang ke sini selalu ada perubahan. Dari yang belum dibangunnya pagar pembatas dari tepi area pura yang langsung menuju laut lepas, dibangunnya jalur treking di wing kanan dan kiri, dipasangnya kawat berduri di tembok yang memisahkan perbatasan area pura dengan laut lepas, sampai dibuat tanda-tanda para pengunjung harus melakukan physical distancing dan wastafel hampir di setiap sudut dalam era new normal ini.
Well, untuk lebih detailnya, bisa dilihat video dari youtube gue ini, ya.
Ini untuk trailer nya. Jangan lupa untuk subscribe bagi yang belum :)
Dan, ini adalah video versi lengkapnya
Oh ya, Guys! Selama lo di sana maupun di manapun lo berada, tolong jangan tinggalin sampah ya! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar