Berhasil juga gue naklukin Pura Pucak Mangu ini |
Mengunjungi sebuah pura merupakan salah satu daftar bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bali. Namun, tidak semua pura yang menjadi tempat suci bagi umat Hindu mudah dikunjungi, hal tersebut karena memang lokasinya yang bisa dibilang unik sehingga diperlukan tenaga ektra untuk mencapainya.
Salah satunya adalah Pura Pucak Mangu yang terletak di puncak Gunung Catur. Meskipun menjadi gunung tertinggi ke-4 di Bali, tapi terdengar asing bagi penduduk Bali sendiri. Namun, ketika kita bertanya tentang Pura Pucak Mangu, maka dengan senang hati mereka akan memberikan petunjuk jalan untuk mencapainya.
Mengapa Pura Pucak Mangu lebih terdengar akrab daripada Gunung Catur itu sendiri bagi orang Bali? Karena umat Hindu di Bali percaya bahwa pura tersebut adalah salah satu Pura Kahyangan Jagat dari sembilan pura yang tersebar di sembilan arah mata angin yang bertujuan untuk meramalkan serangan jahat dari segala arah dan mengusirnya.
Pura Pucak Mangu ini dipercaya sudah ada dari zaman megalitikum dengan bukti ditemukannya sebuah lingga besar. Selain itu juga menjadi tempat bertapa seorang Raja Mengwi, I Gusti Agung Putu yang kalah dalam peperangan. Setelah melakukan tapa brata di Pura Pucak Mangu ini, dia mendapatkan ilmu baru sehingga kembali berperang dan memenangkannya.
Sekitar 2 jam gue berkendara dari Bali Selatan sampai di Desa Plaga, Petang. Daerah pegunungan yang masih masuk wilayah Badung ini memiliki udara yang cukup segar, sehingga menjadi salah satu favorit bagi pecinta alam. Secara tidak sengaja ini ngomongin gue sendiri, sih! hehe
Jalan nyantai banget, dan nyampe sini 3 jam berikutnya |
Dengan ketinggian 2.096 dpl, diperlukan waktu sekitar 2-3 jam untuk mendaki dengan jalur yang cukup nyaman, karena memang sudah terdapat jalur yang cukup jelas serta pepohonan yang cukup lebat, dan sesekali akan disambut dengan kabut sehingga akan memberikan kesejukan selama pendakian. Inilah salah satu yang menghambat gue selama mendaki, karena banyak berhentinya untuk foto-foto hehe
Terdapat empat pos perhentian di sini. Jalur di pos 1 dan 2 cukup bersahabat, namun, ketika memasuki pos 3 dan 4, maka jalur akan sedikit menantang, karena tanjakan semakin menjadi-jadi. Di jalur menuju pos 3 sendiri akan melewati jalanan setapak bekas tanah longsor, jadi pastikan hati-hati banget ketika melewatinya khususnya ketika hujan.
Memasuki jalur pos 4, tanjakan semakin menggila. Namun, kalian akan disuguhi dengan pemandangan Desa Plaga dari ketinggian yang tentu saja tidak boleh dilewatkan untuk diabadikan. Dengan tanjakan yang cukup menantang tersebut, maka rasa lelah pendakian akan terbayar ketika telah mencapai puncak yaitu dengan menikmati pemandangan Danau Bratan, sedangkan di sisi timur kalian akan dimanjakan dengan pemandangan Gunung Batur dan Gunung Abang, namun tentu saja ketika tidak berkabut. Sedangkan gue pas ke sana pas lagi kabut, jadi wasalam, cuma liat kabut yang berseliweran di puncak hehe
Secara keseluruhan untuk jalur pendakian di Gunung Catur ini sangat disarankan bagi pendaki pemula, karena termasuk bersahabat. Itu terbukti karena salah satu tim dalam pendakian ada seorang anak berusia 11 tahun, Alan namanya. Dan dia berhasil mencapai puncak. He’s rock!
Ini dia yang namanya Alan. Dia berhasil naklukin Gunung Catur di pengalaman pertamanya! |
Dan informasi tambahan, area parkir di sini tidak dikenakan biaya. Toilet juga tersedia namun dikenakan biaya sesuai penggunaan. Yang sangat disayangkan adalah, meskipun tersedia tempat sampah, namun pengangkutan sampah tidak dilakukan secara berkala, sehingga menumpuk bahkan luber. Begitupun ketika di Puncak Mangu tumpukan sampah bekas pendaki maupun peziarah juga mengganggu pemandangan dan penciuman. Jadi, tolong ya manteman, jangan nyampah! Bawa sampah kalian kembali khususnya sampah plastik!
0 komentar:
Posting Komentar