Desember 2021-Beberapa hari yang lalu teman kantor tiba-tiba kirim selebaran elektronik tentang pendakian ke Gunung Agung dan Gunung Batur di hari dan tanggal yang sama. Karena gue belum keturutan ke Gunung Agung di Bali, jadi, otomatis gue pilih untuk ikut pendakian ke Gunung tertinggi di Pulau Dewata tersebut. Dan, Setelah mendaftar di nomor yang tertera di selebaran elektronik, ternyata jawaban dari si admin untuk pendakian ke Gunung Agung dialihkan ke Gunung Batur. Meskipun sudah pernah ke sana, tapi untuk yang kedua kalinya ini akan dipastikan dengan kegiatan yang berbeda, makanya gue tetap ambil.
Emang bedanya di mana sama pendakian yang pertama? Bedanya adalah, kegiatan ini diadakan oleh Komunitas Trash Hero Indonesia. Nah, dari namanya saja sudah terlihat, kan. Yes, aktivitas utama dalam pendakian ini adalah untuk memungut sampah di area puncak Gunung Batur dan sekitarnya.
Bergabung dengan komunitas ini juga kali pertama buat gue, dan karena pas di tanggal 11 Desember lalu gue juga lagi kosong jadwalnya, jadi, ga pikir panjang lagi untuk ga gabung. Tapi karena ini baru pertama gabung di komunitas itu, jadi, otomatis ga ada yang kenal satupun kecuali teman yang membagikan selebaran elektronik tersebut, tapi ternyata dia ga bisa gabung. Jadi, gue sebarin lagi itu selebaran ke teman-teman gue yang lainnya yang sekiranya bisa diajak untuk mendaki. Namun, dari beberapa teman yang gue bagi infonya ternyata tidak satupun di antara mereka yang bisa. Jadiii, rencana gue adalah berangkat sendiri sampai di parkiran Pura Pasar Agung dan segera gabung dengan tim. Tapi, kendaraan gue tidak memungkinkan untuk nyetir jarak jauh dikarenakan kedua ban depan yang harus diganti. Tapi karena tekat gue tinggi untuk gabung dengan kegiatan tersebut, akhirnya gue memutuskan untuk mengganti ban depån gue meskipun anggaran tidak memungkinkan hehehe.
Singkat cerita setelah ganti ban, akhirnya dapat info dari grup kalau masih ada bangku kosong yang bisa gue tebengin. Dan, ternyata untuk bisa gabung dengan grup kecil tersebut gue harus nyetir sekitar sejam dari Denpasar. Intinya, gue ganti ban depan kendaraan gue itu ga rugi hehehe. Demi keselamatan, kan!
Ok, singkat cerita, akhirnya gue nebeng sama Bli Yassa di Ubud dan mobil gue parkir di rumah Bli Yassa. Semobil kita berempat, Bli Yassa, Manksu, Sovia, dan gue. Dan, ternyata ketiga orang tersebut memang sudah aktif di Trash Hero Indonesia, bahkan salah satunya sebagai pengurus juga. Jadi, gue bener-bener orang baru yang bergabung di komunitas tersebut tapi langsung ketemu dengan orang-orang yang tepat.
Kami berangkat dari Ubud sekitar jam 1.30 dini hari dan sampai di parkiran Pura Pasar Agung sejam berikutnya. Sedangkan rencana pendakian jam 4.00, namun sedikit molor (seperti jam horang hendonesia pada umumnya 😁) jadi setelah menunggu tim yang lainnya datang, akhirnya kita briefing dan doa sebentar, dan mulai pendakian jam 4.30.
Ada sekitar 39 peseta yang bergabung di acara Trash Hero Indonesia ini, dan semuanya mengenakan kaos yang sama alias seragam. Ketahuan, deh, kalau gue orang baru di komunitas hehehe. Tapi ga minder, kok, gue. 😁 Malah senang dapat teman baru yang banyak.
Puji Tuhan, didukung dengan cuaca yang cerah selama pendakian, padahal ketika gue nyetir dari Denpasar ke Ubud sempat hujan. Ketika sedikit lagi nyampai puncak, angin terasa cukup kencang dań arahnya tak beraturan, jadi selain ngacak-ngacak rambut, hati gue juga hampir kocar-kacir. 🤣🤣 Sampai puncak sekitar jam 5.48. Wow! Pendakian sekitar satu jam limabelas menit, sedangkan di pendakian pertama gue sekitar 3,5 jam, karena memang waktu itu di grup ada pendaki pemula yang masih berusia 10 tahun, jadi kita tungguin dia deh hehehe.
Sesampainya di puncak, matahari sudah terbit dan awan tidak semeriah ketika pendakian gue di awal. Tapi dengan begitu gue dapat pemandangan yang berbeda, iya, gue jadi tahu kalau pemandangan utama di bawah selain rumah-rumah penduduk juga Danau Batur yang terbentang seluas 16 km2. Setelah dipastikan semua peserta sudah sampai di puncak, maka teman-teman Hindu langsung sembahyang di pura yang terletak tepat di puncak gunung. Setelahnya kami istirahat sejenak menikmati matahari terbit dilanjut dengan foto grup, dan aksi bersih-bersih dengan cara memungut sampah.
Pemungutan sampah ini kami fokuskan dengan sampah plastik dan non organik lainnya yang tidak mudah untuk terurai oleh alam. Dan, semua peserta sudah mengetahui area mana-mana saja yang dicurigai banyak sampahnya. Iya, karena salah satu peserta langsung menuruni lereng yang awalnya gue kira tidak memungkinkan untuk diturunin, tapi ternyata dia ke sana dan ketika kembali ke puncak, satu karung besar sudah penuh. Wow!
Setelah kami merasa cukup terangkut sampah-sampah di puncak gunung, akhirnya kami memutuskan untuk turun ke area monumen gunung. Di sana terdapat sebuah gua yang juga merupakan area suci bagi umat Hindu. Namun, sayangnya, area tersebut juga tidak luput dari area yang dipenuhi oleh sampah-sampah yang dibuang oleh pendaki yang tidak bertanggung jawab dengan sampahnya sendiri. Namun, dengan kegigihan kami para relawan, akhirnya area suci tersebut jadi lebih enak dipandang tanpa adanya sampah yang tidak seharusnya di sana.
Bersih-bersih kami lanjutkan sembari menuju kembali ke area parkir. Adapun sampah-sampah yang berhasil kami kumpulkan merupakan sampah non organik, di antaranya; tutup botol minuman plastik sekali pakai, botol minuman plastik, bungkus mie instan, sendok dan garpu plastik, bungkus permen, puntung rokok, dań masih banyak yang lainnya yang setelah ditimbang sebanyak 96 kg.
Setelah penimbangan, maka sampah-sampah non organik tersebut kami buang ke TPA Regional Bangli yang berjarak sekitar 18 km dari Pura Pasar Agung atau area parkir di Gunung Batur.
Kami yakin apa yang kami lakukan belum 100% dapat membersihkan puncak Gunung Batur dan areanya, namun, paling tidak sudah mengurangi berseraknya sampah yang harusnya dapat diolah kembali untuk menjaga keberlangsungan Planet Bumi dan kehidupan manusia.
Saya pribadi cukup bangga dan sedih dapat bergabung dengan komunitas Trash Hero Indonesia. Sedih karena ternyata masih banyak dari kita yang belum sadar akan sampah kita masing-masing, itu terbukti dengan berhasilnya kami mengumpulkan hampir 100kg sampah yang berceceran di puncak gunung dan sekitarnya. Sisi bangganya adalah, saya bersyukur bisa bertemu orang-orang yang memiliki kepedulian tinggi untuk menjaga kebersihan alam, sehingga saya dapat menyalurkan kegiatan positif bersama orang-orang hebat di komunitas ini.
Oh, ya, Trash Hero Indonesia ini sudah berjalan selama 7 tahun di Indonesia. Sedangkan untuk yang internasional sudah berjalan selama 8 tahun. Nah, untuk di Bali sendiri, informasi yang gue dapat adalah, ternyata setiap daerah ada perwakilannya. Ada Trash Hero Canggu, Trash Hero Kertalangu, Batubulan, dlsb. Namun, sayangnya, komunitas ini tidak membuka pendaftara bagi para relawan yang mau bergabung, jadi, bagi yang berminat, bisa langsung terjun dalam kegiatan yang diadakan oleh mereka. Kegiatan memungut sampah ini tidak hanya di gunung, namun juga dilakukan di pantai, dan juga area wisata lainnya.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Gunung Internasional yang setiap tahunnya diperingati pada tanggal 11 Desember.
Yuk! mulai sekarang kita sama-sama bertanggung jawab terhadap sampah kita masing-masing khususnya ketika bepergian.
0 komentar:
Posting Komentar